Banua Anyar Floating Net Cages, Is It Suitable or Not

A Study of Geospatial Aspects

Authors

  • Adib Muhammad Shodiq Politeknik Negeri Banjarmasin https://orcid.org/0000-0003-4463-0816
  • Dewi Nur Indah Sari Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Arif Eko Wibawanto Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Henyningtyas Suhel Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Ucu Syauqi Politeknik Negeri Banjarmasin
  • Azka Ardhina Bappeda Banjarmasin City

DOI:

https://doi.org/10.52731/liir.v005.198

Keywords:

Floating Net Cage, Freshwater Chemical Parameters, Freshwater Physics Parameters, Spatial Analysis

Abstract

Floating Net Cages is a fishery business developed in Banua Anyar, Banjarmasin City. A total of 544 cages are managed by the Banua Anyar community. The majority of cages in Banua Anyar are used to cultivate Bawal fish. In 2019 there was a sudden death of all the fish in Floating Net Cages. This case was happened because low value of dissolved oxygen and high water salinity. So the study must be done to find out whether the location of the Floating Net Cages is suitable based on the physical and chemical parameters of fresh waters. This study is to ensure the sustainability of the Floating Net Cages and environmental carrying capacity. This study has used spatial analysis to perform scoring, spatial join and overlay in Inverse Distance Weighting (IDW) to obtained some information on physical and chemical parameters. The results indicated that of the 25 Floating Net Cages sample points, a total of 19 sample points were declared potential for Floating Net Cage and 6 sample points indicate quite suitable for Floating Net Cages. If examined based on physical and chemical parameters, it is indicated that several parameters do not meet the optimal value for aquaculture. Physical parameters that indicate sample points are not optimal for cultivation include water depth, brightness and current speed. Chemical parameters indicating not optimal for cultivation include dissolved oxygen and salinity. Physical parameters that indicate sample points are not optimal for cultivation include water depth, brightness and current speed. Chemical parameters indicating not optimal for cultivation include dissolved oxygen and salinity. Physical parameters that indicate sample points are not optimal for cultivation include water depth, brightness and current speed. Chemical parameters indicating not optimal for cultivation include dissolved oxygen and salinity.

References

S. D. Atmojo, “PENENTUAN KRITERIA LOKASI KERAMBA JARING APUNG (KJA) OFFSHORE DI PERAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR,” Repos. ITS, 2018.

Banjarhits, “Cerita Nasib Pembudidaya Ikan Keramba Apung di Sungai Martapura,” Kumparan, 2019. https://kumparan.com/banjarhits/cerita-nasib-pembudidaya-ikan- keramba-apung-di-sungai-martapura-1rN7IAr92Gf/full.

D. Triomarsidi, “Melihat Budidaya Keramba Banua Anyar, Sekali Panen Raup Rp 20 Juta,” Banjarmasin Post, 2017. https://banjarmasin.tribunnews.com/2017/04/19/ melihat-budidaya-keramba-banua-anyar-sekali-panen-raup-rp-20-juta.

adminwartaniaga, “Keramba Menjamur di Banua Anyar Langgar UU Sungai,” wartaniaga, 2019. https://wartaniaga.com/2019/10/keramba-menjamur-di-banua- anyar-langgar-uu-sungai/.

L. K. Waela, “Intrusi Air Laut di Banjarmasin Kembali Sebabkan Kematian Puluhan Ton Ikan,” Kompasiana, 2019. https://www.kompasiana.com/kaekaha.4277/ 5d9eaedf097f3635b0766352/pencemaran-air-sungai-martapura-banjarmasin-kembali-meminta-korban%0A.

suarindonesia, “DKP3 dan DLH Cek Lokasi Keramba yang Ikannya Mati,” suarindonesia, 2019. https://suarindonesia.com/dkp3-dan-dlh-cek-lokasi-keramba- yang-ikannya-mati/.

B. Hardjojo dan Djokosetiono, “Pengukuran dan Analisis Kualitas Air. Edisi Kesatu,” in Modul 1 - 6, Jakatrta: Universitas Terbuka, 2005.

M. G. . Kordi dan A. B. Tancung, Pengelolaan Kualitas Air dalam Perikanan Budidaya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2005.

M. Syahid, A. Subhan, dan R. Armando, Budidaya Bandeng Organik secara Polikultur. Jakarta: Penebar Swadaya, 2006.

Direktorat Jenderal Perikanan, Pembenihan Ikan Bandeng. Jakarta: Departemen Pertanian, 1998.

L. L. Widowati, “Analisis Kesesuaian Perairan Tambak di Kabupaten Demak ditinjau dari Aspek Produktivitas Primer Menggunakan Penginderaan Jauh,” Universitas Diponegoro, 2004.

H. Effendi, “Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Perairan,” Institut Pertanian Bogor, 2003.

Firdaus, A. Mahfudz, dan T. Kusumastanto, “Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial Pengembangan Energi Arus Laut di Selat Madura,” Institut Pertanian Bogor, 2014.

J. D. Mudeng, M. E. F. Kolopita, dan A. Rahman, “Kondisi Lingkungan Perairan Pada Lahan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Di Desa Jayakarsa Kabupaten Minahasa Utara,” J. Budid. Perair., vol. 3, no. 1, hal. 172–186, 2015.

P. N. I. Kalangi, K. W. A. Masengi, M. Iwata, F. P. T. Pangalila, dan I. F. Mandagi, “Profil salinitas dan suhu di Teluk Manado pada hari-hari hujan dan tidak hujan,” J. Perikan. dan Kelaut. Trop., vol. VIII, no. 3, hal. 90–93, 2012.

P. Pujiastuti, I. Bagus, dan Pranoto, “Kualitas Dan Beban Pencemaran Perairan Waduk Gajah Mungkur,” JurnalEkosains, vol. 5, no. 1, 2013.

R. R. Tarigan, “Faktor Fisika Perairan : Oseanografi,” UNIVERSITAS BRAWIJAYA, 2012.

F. O. Tatangindatu, Kalesaran, dan S. Rompas, “Studi parameter fisika kimia air pada areal budidaya ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa,” J. Budid. Perair., vol. 1, no. 2, hal. 8–19, 2013.

M. S. Wibisono, Pengantar Ilmu Kalautan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005.

E. P. Odum, Dasar-Dasar Ekologi, Edisi Keti. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1979.

Salmin, “Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Teluk Banten. Dalam : Foraminifera Sebagai Bioindikator Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap, Tangerang,” Jakarta, 2000.

M. B. Pescod, Investigation of Rational Effluent Stream Standards for Tropical Countries. Bangkok: AIT, 1973.

L. Amanda, “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak Untuk Budidaya Udang Windu Dan Bandeng (Chanos chanos) Di Sekitar Desa Tambak Kalisogo Dan Desa Permisan Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo,” J. Geogr. Swara Bhumi, vol. 02, no. 01, 2016.

Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Indonesia, 2021.

J. H. Ambardhy, Physical and Chemical Properties Water. Pegangan Training Budidaya. Jakarta: PT. Central Pertiwi Bahari, 2004.

D. Fardiansyah, “Budidaya Udang Vannamei di Air Tawar,” Artik. Ilm. Dirjen Perikan. Budid. KKP RI, 2011.

Downloads

Published

2024-03-11